Jakarta – Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta lewat Bidang Pengkajian dan Penelitian (Kajiliti) menggelar Seminar Nasional yang bertema “Penyimpangan Pemahaman Agama Akibat Pengaruh Kesenjangan Ekonomi” di Sunlake Hotel, Kamis (8/8/2024).

Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Muhammad Faiz mengatakan, kondisi kekinian saat ini adanya kesenjangan sosial yang memmiliki dampak signifikan.

Kyai Faiz memaparkan, suatu bangsa berpotensi hancur jika nantinya Orang yang miliki harta dan Orang yang miskin harta itu berkumpul dalam satu kesenjangan yang akan merubah wajah kehidupan.

“Rasanya hari ini kita sudah menemukan itu, rasanya harta orang kaya itu sudah sampai berlebihan sementara kemiskinan yang ekstrem juga kita temui dalam kehidupan keseharian yang kadang suka mengubah pemahaman terhadap keberagamannya,” kata Kyai Faiz.

Boleh jadi, kata Kyai Faiz, aspek Tauhid dan Keislamannya terjaga tapi merusak sisi dalamnnya yang nanti mengimplikasi prilaku keseharian orang tersebut.

Olehnya Kyai Faiz menyambut positif Seminar Nasional yang digelar Bidang Kajiliti karena tema Seminar ini mempunyai relevansi pasalnya fatwa tentang sempalan Islam sangat lengkap.

“Berbicara tentang Terorisme dalam tindak kekerasan menghilangkan nyawa orang itu rasanya fatwa sedunia sudah selesai,” kata Kyai Faiz.

“Tapi terorisme bidang ekonomi, saya rasa belum banyak fatwa yang membicarakannya,” sambung Kyai Faiz.

Kyai Faiz juga menyinggung soal Pinjaman Online dan Judi Online yang disebutnya sebagai ‘pasangan’ yang sangat merusak bangsa. Satunya dijebak oleh permainan yang dalam persepsi sebagian orang sama dengan bermain game online.

“Ketika terjebak pada judi online, itu beda. Jika dulu penjudi jika uang habis maka akan pulang tapi sekarang jika uang habis maka akan menambah slot lagi karena dibuka sama Judi Online,” kata Kyai Faiz.

Fakta terkini, kata Kyai Faiz, jika bermain judi di sejumlah tempat maka dianggap berdosa tapi saat bermain di Telepon Seluler dianggap biasa saja.

Begitu juga saat pinjam uang ke rentenir akan merasa berdosa tapi jika meminjam dalam bungkus teknologi maka dianggap biasa.

Ini juga ada kaitannya dengan keberagamaan yang kemudian beririsan dengan ekonomi. Olehnya, saat ini ekonomi jadi topik yang hangat dibicarakan ketimbang ideologi.

“Olehnya kita perlu melakukan penelitian tentang kondisi ekonomi yang relevansinya dengan perubahan prilaku keagamaan Umat Beragama,” kata Kyai Faiz.

Setelah itu, Kyai Faiz menyerahkan Sertifikat Auditor ISO 9001:2015 kepada Firmansyah.

Turut hadir dalam Seminar Nasional ini, Wakil Ketua Umum KH Yusuf Aman, Forkompimda DKI Jakarta, Ketua Bidang Kajiliti KH Andi Harmaini, Sekretaris Bidang DR KH Rubadi, Pimpinan MUI Kabupaten/Kota dan Masyarakat luas.

Tampil dua pembicara ini adalah Ketua MUI Pusat Utang Ranuwijaya yang bawakan materi soal “Penyimpangan Pemahaman Agama Karena Faktor Ekonomi” dan Kepala PSP3 IPB University Jaenal Effendi dengan materi “Penyimpangan Pemahaman Agama Akibat Pengaruh Kesenjangan Ekonomi”.

Share:

editor, armember