Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Jakarta Pusat bersama MUI Pusat mengadakan silaturahmi dan halaqoh dakwah di Aula Serbaguna Kantor Walikota Administrasi Jakarta Pusat. Senin, (19/06/2023)

Hadir dalam acara tersebut Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat KH Cholil Nafis, Ketua Komisi Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat KH Ahmad Zubaidi, Direktur Pencegahan Kedeputian Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT RI Hamli, Ketua Bawaslu Jakarta Pusat M Halman Muhdar, Wakil Walikota Jakarta Pusat Chaidir, Ketua MUI Jakarta Pusat KH Robi Fadil Muhammad, Perwakilan Ormas Islam se Jakarta Pusat, Pengurus MUI Kecamatan se Jakarta Pusat, Pengurus DMI Kecamatan se Jakarta Pusat dan Takmir Masjid se Jakarta Pusat.
Ketua MUI Jakarta Pusat KH Robi Fadil Muhammad dalam sambutannya mengungkapkan ucapan terima kasih kepada para hadirin, kiai dan asatidz yang telah hadir dan mensuskeskan acara yang bekerjasama dengan MUI Pusat ini.

“Acara silaturahmi dan halaqoh dakwah ini ialah bentuk kerjasama antara MUI Jakarta Pusat dan MUI Pusat. Kehadiran antum sekalian ialah bukti kesuksesan acara pada kegiatan ini,”ungkapnya
KH Robi Fadil menambahkan acara ini diadakan sebagai bentuk perhatian ulama kepada masyarakat dalam menghadapi pemilu 2024
“Kegiatan halaqoh dakwah ini untuk memberikan penjelasan tentang pentingnya menjaga ukhuwah atau persaudaraan menjelang pemilu 2024. Jadi adanya pemilu bukan untuk merenggangkan hubungan silaturahmi, akan tetapi terus mempererat walau beda pilihan,”tambahnya.

Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat KH Cholil Nafis yang menjadi pembicara utama mengatakan penceramah dan takmir masjid ialah dua komponen utama dalam menjaga ukhuwah di tengah masyarakat
“Di dalam masjid ada takmir masjid yang menyusun kegiatan dan mengundang penceramah dalam suatu kegiatan keagamaan. Lalu penceramah ialah tokoh utama dalam kegiatan tersebut untuk menyampaikan nasihat dan petuah yang sesuai syariat agama. Jika penceramahnya memihak kepada salah satu pasangan calon tertentu pasti akan membuat gelisah di telinga jama’ah yang berpihak kepada calon yang berbeda dengan contoh yang diungkapkan penceramah. Jika ini terus terjadi sangat dipastikan kerenggangan akan terjadi. Jadi kepada para takmir masjid carilah penceramah yang tidak memihak kemana pun. Dan juga kepada penceramah jangan membuat contoh yang memihak hanya kepada satu calon,”katanya.

KH Cholil Nafis mengungkapkan mari jaga situasi pemilu mendatang dengan tenang, aman, dan tentram.
“Pemilu bukalah ajang jihad atau peperangan. Sebagai tokoh di tengah masyarakat mari jaga kondisi pemilu mendatang dengan damai. Seandaikan kita sebagai tokoh berselisih, sangat dipastikan masyarakat dan umat juga berselisih dan hidup semakin berjauhan,”ungkapnya (Farhan.Ed:Taufik)



Source link

Share:

administrator